Kejar Golden Age, Optimalkan Perawatan On Farm

Post at Friday, 03 November 2017

LUMAJANG - Kualitas bahan baku tebu atau sering disebut dengan BBT menjadi salah satu faktor utama keberhasilan giling, mulai dari kualitas tanam, perawatan hingga kegiatan tebang muat angkut ketika musim panen. Karena dari aktivitas di kebun (on farm) inilah potensi rendemen tercipta.

Pemahaman seperti ini yang harus dimiliki oleh praktisi industri tebu khususnya yang menangani tanaman tebu.  Niko Daniar Atmaja salah satunya, Kepala Kebun Wilayah Afd. Sukosari Barat Pabrik Gula Djatiroto ini bertekad mengoptimalkan pembentukan potensi tebu di lahan.

KKW yang mengelola lahan Tebu Giling seluas 221,243 ha ini menjelaskan proses tanam yang sudah berjalan. " Tanam sudah dilakukan sejak bulan April lalu di kebun eks. Berro serta tutup tanam di bulan 10A  dengan menggunakan bibit Varietas NXI 1-3 dan PS 862 untuk masak Awal serta HW Merah untuk masak Tengah. Di wilayah Sukosari barat jenis HW merah untuk masak tengah cocok serta mempunyai potensi rendemen tinggi " jelasnya. Terkait asal bibit dirinya menyebutkan bibit yang digunakan mandiri berasal dari kebun KBD 17/18 Sukosari Barat.

" Kegiatan tanam meliputi potong dan sortir bibit untuk memilih bibit yang bagus dan memisahkan bagian pucuk, tengah, bawah, kemudian dilanjutkan Ecer bibit yakni bibit diecer ke dalam kebun sebelum ditanam, dilakukan pupuk 1 secara manual kemudian aktivitas tanam. Setelah bibit bagal ditanam, dicek kelengkapan tanam kemudian ditutup ", ungkapnya lebih lanjut.

Kegiatan selanjutnya adalah pengairan untuk memenuhi kebutuhan tanaman dan pemberian herbisida serta dilanjut penggemburan tanah dengan rotary hand tractor.

" Target kami produktivitas mencapai 105 ton/ha ", jelasnya dengan optimis. Bersama dengan jajarannya beberapa upaya yang dilakukan untuk merealisasikan target antara lain: Tanam lengkap dengan pengawasan yang ekstra, Pengairan cukup dengan memanfaatkan sumber air dan pompa yang ada karena lokasi lahan termasuk tanah tegalan, Pekerjaan dilakukan secara tepat waktu (herbisida, kultivasi mekanisasi, serta pemeliharaan lainnya), menjaga keamanan kebun dari kerbau atau pengganggu, hingga kegiatan TMA yang sesuai waktu dan LOT nya.

Dirinya berharap BBT yang dimiliki PTPN XI berkualitas dan mampu memenuhi kapasitas pabrik yang ada sehingga giling tahun depan meraih kesuksesan.

Sekilas Tentang Varietas HW Merah

Gbr. Ilustrasi Varietas HW Merah

Terkait dengan banyaknya varitas HW Merah yang ditanam baik oleh pabrik gula maupun petani tebu rakyat, Nanik Tri Ismadi Kepala Urusan Penelitian PTPN XI menjelaskan karakter varietas tersebut yang cocok untuk lahan wilayah kerja PTPN XI.

" Varietas ini termasuk masak tengah dengan kesesuaian lahan lebih luas cocok di barat, tengah dan timur. Proses klentek mudah, batang tegak, diameter sedang hingga besar " terangnya.

Dari data produktivitas yang dimiliki, Nanik menyebut  produktivitas HW Merah di wilayah  barat mencapai 98 ton/ha  sedangkan di Jatiroto Lumajang produktivitas mencapai 112 ton/ha. Selanjutnya pihaknya menyebutkan karateristik varietas tersebut dari hasil analisa gilingan kecil, rendemen plant cane mencapai 8,5% dan rendemen  ratoon mencapai 8,6% ditebang hingga usia 11-12 bulan.

" Keunggulan yang lain adalah pada bulan Mei brix mencapai lebih dari 17. Artinya kalau dipaksa untuk tebang awal, meski tidak optimal tapi masih bisa dibanding dengan varietas lain seperti BL" pungkasnya. (Jo)