PTPN XI Revaluasi Aset Rp 800 Miliar Tahun Depan

Post at Friday, 18 December 2015

SURABAYA (17/12/2015) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI akan merevaluasi aset di 2016. Langkah ini sesuai kebijakan pemerintah kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menghitung kembali seluruh aset yang dimiliki.

Selain itu, revaluasi aset diyakini bisa mempermudah BUMN untuk mendapatkan pembiayaan atau investasi baru diluar skema Penempatan Modal Negara (PMN).

"Dari total aset yang kami miliki yang mencapai Rp 800 miliar, melalui revaluasi aset kami perkirakan akan naik menjadi Rp 3,7 triliun karena melonjaknya harga lahan dan lain sebagainya. Dengan besarnya nilai aset yang kami miliki, maka PTPN XI akan bisa mendapatkan pinjaman sekitar 7 triliun dari perbankan," ujar Direktur Utama PTPN XI, Dolly P Pulungan, di Surabaya, Kamis (17/12/2015).

Walaupun PTPN XI yakin bakal lebih mudah mendapatkan dana untuk investasi, namun ia mengaku cukup selektif dalam menanamkan investasinya. PTPN XI menetapkan kebijakan untuk menanamkan modal dengan jangka waktu pengembalian sangat dekat. 

"Jika pada tahun ini kami berinvestasi, maka tahun depan sudah harus bisa menghasilkan atau berproduksi," tekannya.

Sementara untuk pengembangan bisnis. Pulungan mengatakan bahwa pada tahun depan PTPN XI bakal masuk pada bisnis co-generation atau industri kelistrikan sebagai bisnis derivatif. Langkah ini dilakukan karena bisnis listrik dinilai cukup menggiurkan, selain harga tidak akan turun, kebutuhan listrik Indonesia selama lima tahun kedepan diperkirakan mencapai 35.000 Mega Watt (MW). 

"Untuk itu, diversifikasi produk hilir lebih dulu kami kosentrasikan untuk industri kelistrikan atau co-generation," katanya.

Tahap awal, pembangunan industri co-generation akan dilakukan di Pabrik Gula (PG) Jatiroto Lumajang dengan investasi sekitar Rp 200 miliar. Investasi ini digunakan untuk membangun boiler yang digunakan untuk proses pembakaran ampas tebu hingga menjadi tenaga listrik.

"Pembangunan akan dimulai pada 2016 dan kami perkirakan akan mulai berporduksi pada tahun 2018. Sementara tenaga yang akan dihasilkan mencapai 10 MW. Dan kalau dihitung, pendapatan dari sini cukup besar," tambah Direktur SDM dan Umum PTPN XI M Cholidi .

Dalam hitungannya, jika dalam satu jam broiler tersebut menghasilkan listrik sebesar 10 MW, maka dalam satu tahun listrik yang dihasilkan akan mencapai 72.000 MW. Dengan harga listrik yang mencapai Rp 1.350 per kwh, maka total pendapatan selama setahun akan mencapai Rp 97,2 miliar.

"Pendapatan ini akan menyumbang sekitar 10% dari pendapatan kami. Tetapi yang perlu diingat, biaya produksi dari industri ini sangat kecil karena bahan baku sudah tersedia sehingga laba yang dihasilkan mencapai 60% dari total pendapatan," terangnya.

Selain itu, PTPN XI juga akan berkonsentrasi garap bio ethanol dan liquid sugar atau gula cair yang diproduksi dari mulases atau tetes tebu. Produk gula cair ini sangat dibutuhkan oleh industri makanan dan minuman seperti Coca Cola, Danone, Pepsi dan Kapal Api. Langkah ini dilakukan karena produksi mulases dari seluruh PG milik PTPN XI sangat besar, mencapai 280.000 ton per tahun.

Melalui berbagai langkah tersebut, PTPN XI menargetkan pendapatan tahun 2016 bakal naik sebesar 20% dan produksi akan naik 5% hingga 10%. Untuk tahun ini, pendapatan PTPN XI dipastikan akan mencapai Rp 2,650 triliun dengan biaya produksi sebesar Rp 1,794 triliun. Pendapatan tersebut naik dibanding tahun lalu yang hanya sekitar Rp 1,573 triliun. Sedangkan laba hingga Oktober 2015 sudah mencapai Rp 106 miliar. (Yns/Sumber : disini)