Rini Soemarno Dapat Kejutan di Hari Ibu

Post at Wednesday, 23 December 2015

Surabaya (22/12/2015) -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mendapatkan penghargaan saat meninjau Kantor PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI, Jalan Merak, Surabaya. Penghargaan diberikan tepat pada Hari Ibu.

Begitu masuk areal bangunan bersejarah itu, Rini yang didampingi Dirut PTPN XI Dolly P Pulungan serta sejumlah direksi perusahaan pelat merah tampak langsung disongsong Presiden Sjarikat Poesaka Soerabaia Freddy H Istanto.

Freddy, ahli bangunan bersejarah yang juga dekan Fakultas Industri Kreatif Universitas Ciputra ini, secara spontan menyampaikan piagam penghargaan 100 Pusaka Soerabaia kepada Rini.

"Bersamaan dengan kunjungan Bu Rini menikmati kemegahan gedung PTPN XI yang masih lestari di Surabaya, kami ingin sekaligus memberikan penghargaan 100 Poesaka Soerabaia buat beliau," papar Freddy di lokasi, Selasa (22/12/2015).

Menurut Freddy, BUMN dinilai sebagai pihak terdepan dalam upaya pelestarian bangunan bersejarah.

"Di Surabaya, misalnya, gedung-gedung bersejarah milik BUMN termasuk PTPN termasuk dalam pengelolaan yang bagus. Dan ini tentu tak lepas dari sentuhan hati seorang ibu yang sekaligus Menteri BUMN," tuturnya.

Rini pun secara spontan menyambut apresiasi dari Freddy tersebut. Selain cukup kagum dengan arsitektur bangunan PTPN XI, penghargaan ini makin membuat Rini makin ingin melihat lebih jauh kondisi terakhir gedung PTPN XI yang secara keseluruhan masih dijaga keasliannya.

Di sela-sela menikmati bangunan PTPN XI di bagian depan, Rini pun kembali mendapatkan kejutan berupa kue tart dengan ucapan selamat hari ibu. Lalu Rini pun diajak berfoto dengan ratusan pegawai PTPN XI yang sengaja menunggu kedatangan mantan eksekutif Grup Astra tersebut.

Rini pun menyatakan keinginannya agar selain difungsikan sebagai kantor, gedung ini juga bisa juga dijadikan obyek wisata. 

"Harapan kami gedung ini juga bisa dimanfaatkan untuk wisata, supaya masyarakat dan orang asing mau mampir dan melihat-lihat gedung bersejarah ini," harap Rini.

Khusus kantor PTPN XI, yang dikunjungi Rini misalnya, merupakan gedung yang pada awal sejarahnya digunakan sebagai kantor perdagangan Belanda. Dibangun mulai tahun 1911 hingga selesai tahun 1924, yang dirancang trio Belanda, Huiwit, Fermon, dan Quifers.

Ketiga arsitek Belanda tersebut cukup terkenal di jamannya. Mereka membangun gedung-gedung bersejarah di Indonesia, termasuk yang sekarang jadi cagar budaya di Jakarta dan Bandung.

Kendati asal Belanda, trio ini juga memasukkan unsur lokal dan Timur Tengah dalam membangun gedung perdagangan yang akhirnya jadi Kantor PTPN XI ini.

Mereka juga mengadopsi elemen khas tropis, di antaranya mayoritas jendelanya terbuka dan dipayungi dengan sosoran penahan cipratan air hujan.

Bangunan ini diresmikan 18 April 1925 dan digunakan oleh HVA (Handels Vereeniging Amsterdam). Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan sebagai Tobu Jawa Boetai (Markas Tentara Jepang). 

Pada masa transisi pasca kemerdekaan digunakan sebagai Markas Komando Militer Djawa Timur, tempat perundingan kedua antara Brigjend Mallaby dan Dr Moestopo.

Gedung ini merupakan satu gedung yang terbesar di Surabaya pada jamannya, di mana menghabiskan 3000 m3 beton dalam pembangunannya dan masih kokoh terpelihara sampai saat ini. (Yns/Sumber : disini)