Dongkrak Produksi Tebu, PTPN XI Beli Lahan Rp116 Miliar

Post at Wednesday, 20 September 2017

SURABAYA(20/09/2017) 

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menginvestasikan Rp116 miliar untuk membeli lahan tebu sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi tebu sendiri (TS) sejalan dengan meningkatnya kapasitas pabrik gula di Lumajang dan Situbondo.

Direktur Utama PTPN XI, M. Cholidi mengatakan dalam membeli lahan di kawasan Situbondo yang berbatasan dengan Taman Nasional Baluran, perseroan menggandeng Bank Mualamat untuk pembiayaan pembelian lahan.

"Dari total investasi tersebut, sebesar Rp25 miliar dari internal kami, dan kekurangannya mendapat pembiayaan dari Bank Muamalat," katanya Senin (25/9/2017).

Dia menjelaskan total lahan yang telah dibeli tersebut seluas 267 ha. Lahan yang merupakan bekas tanaman pohon kapuk tersebut dipilih lantaran dinilai potensil untuk ditanami tebu. Apalagi, di depan kawasan lahan itu terdapat bendungan atau waduk Bajulmati yang bisa dimanfaatkan untuk sistem irigasi atau pengairan sawah.

"Selain itu di kawasan Situbondo memiliki panjang penyinaran yang kuat karena dekat dengan pantai dan air yang sedikit asin sehingga protas bisa tinggi dan rendemen target kami bisa 9%," jelasnya.

Cholidi menambahkan, pembelian lahan baru kali merupakan hal yang sangat spesial karena setelah sekian lama perseroan tidak pernah melakukan pengadaan lahan. Justru lahan tebu semakin hari semakin menyusut.

"Sejak kami bekerja, untuk pengadaan lahan baru ini cukup langka. Sekarang ini lahan sudah siap dan sudaj dibuka jalur irigasi parelelnya," imbuhnya.

Adapun total lahan TS seluas 8.500 ha dengan tambahan 367 ha. Namun secara total kepemilikan terdapat 10.000 ha, sebanyak 1.500 ha dipergunakan untuk pengembangan bibit dan lainnya. Sedangkan total luas area tanam tebu baik milik perseroa maupun milik petani yakni mencapai 471.000 ha.

Cholidi mengatakan perlunya mendongkrak produksi tebu dengan menambah lahan tanam karena tahun depan PG Assembagoes dan PG Djatiroto sangat membutuhkan bahan baku tebu untuk digiling setelah revitalisasi/peningkatan kapasitas produksi pabrik rampung.

Kedua PG tersebut merupakan pabrik yang mendapat dukungan revitalisasi dari Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp650 miliar (PG Djatiroto Rp400 miliar, PG Assembagoes Rp250 miliar).

Kapasitas giling PG Assembagoes ditingkatkan dari 3.000 Ton Cane per Day (TCD) menjadi 6.000 TCD dan PG Djatiroto dari 7.500 TCD menjadi 10.000 TCD. Dengan peningkatan kapasitas giling itu kedua pabrik diperkirakan mampu menghasilkan kelebihan energi dari dioperasikannya Boiler dan Turbine Generator.

"Masing-masing PG akan menghasilkan excess power atau kelebihan energi listrik10 MW. Jadi 20 MW excess power ini siap dijual kepada PLN Jatim," imbuh Cholidi.

Sejalan dengan beroperasinya kapasitas baru kedua pabrik juga meningkatkan kapasitas pabrik alkohol dan spiritus dari 15 Kilo Liter per Day (KLD) dengan produk Food Grade menjadi 150 KLD dengan spesifikasi produk Fuel Grade (Bioetanol) sebagai bahan bakar campuran premium.

(Jo/Sumber: disini )