PRODUK

  • Karung Plastik PK Rosella Baru

    Karung Plastik merupakan produk yang dihasilkan oleh unit usaha Pabrik Karung (PK) Rosella Baru yang berlokasi di Ngoro Industri Persada Mojokerto. Karung plastik yang diproduksi oleh PK Rosella ini digunakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan untuk keperluan produksi gula di setiap pabrik gula yang dimiliki oleh PTPN XI. Selain itu produksi karung juga dilakukan untuk pemenuhan pesanan dari pihak di luar PTPN XI dan unit usahanya. Apabila anda tertarik dengan produksi unit usaha dari PK Rosella, silahkan hubungi kami di kontak atau datang langsung ke Kantor Pusat di Jalan Merak No.1 Surabaya.

    Read More
  • Air Mineral ELEVEN

    Air minum dalam kemasan merk Eleven diambil dari sumber mata air jernih Bondowoso, diproses dengan teknologi modern yang menciptakan air minum yang segar dan berkualitas tinggi. Air minum Eleven diproduksi oleh Unit Usaha Strategis di bawah naungan PTPN XI.

    Read More

BERITA

BUMN HADIR UNTUK NEGERI, BUMN BERBAGI BINGKISAN RAMADHAN 1438 H

Post at Friday, 16 June 2017,

SURABAYA (16/06/2017). Momentum Ramadhan adalah saatnya untuk merenung, berserah diri, mengabdi dan membantu mereka yang membutuhkan. Keberadaan BUMN diharapkan memberi konstribusi di tengah masyarakat. Untuk itu program BUMN hadir untuk negeri – BUMN berbagi bingkisan Ramadhan 1438 H digelar serentak di 40 titik tersebar di Semarang dan Surabaya pada hari Jumat tanggal 16 Juni 2017 dengan total bingkisan sejumlah 60.000 paket sembako yang dibagikan kepada masyarakat kurang mampu. Sebagai bentuk kepedulian BUMN untuk membantu mereka yang membutuhkan di saat Ramadhan tahun ini. Pembagian Bingkisan Ramadhan di Semarang akan dilakukan bersama Menteri BUMN sedangkan di Surabaya dilaksanakan oleh 20 BUMN diantaranya : BNI, Jasa Raharja, Angkasa Pura 1, Pelindo 3, Pupuk Indonesia Group, Sucofindo, PGN, Askrindo, TASPEN, ASDP Indonesia Ferry,  PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, Kimia Farma, KAI, Semen Indonesia, Bulog, BTN, Pertamina dan Pos Indonesia

“ Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen BUMN Hadir untuk Negeri dan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo agar kegiatan “BUMN berbagi” juga dilaksanakan di lokasi lain di luar Jabodetabek “, terang Mohammad Cholidi Direktur Utama PTPN XI disela-sela pembagian paket sembako di Masjid Baitul Falah Ngagel Jaya Tengah Jumat (16/06). 

Kegiatan yang akan dilaksanakan ini merupakan hasil kerjasama para pihak BUMN RI sebagai apresiasi terhadap masyarakat Indonesia yang kurang mampu. “ Untuk wilayah Surabaya kami menggelar di 20 lokasi kegiatan dengan total paket sembako sebanyak 30.000 bingkisan. PTPN XI kebagian menyelanggarakan di Masjid Baitul Falah Ngagel Jaya Tengah dengan 1.500 paket sembako yang dibagikan berisi Beras 5 kg, Minyak Goreng 2 Liter, Kecap 1 Botol, dan Gula 1 kg senilai Rp200.000,- ditambah bantuan transport Rp50.000,- “ ujarnya lebih lanjut.

Sementara itu penyaluran dana program kemitraan PTPN XI hingga Mei 2017 mencapai sebesar Rp. 13.021.989.138,-. Sedangkan realisasi penyaluran program Bina Lingkungan sampai dengan bulan Mei tahun 2017 mencapai Rp. 3.178.929.000,- , dengan peruntukan perbaikan atau pembuatan sarana prasarana publik (fasum), bantuan pendidikan dan pelatihan serta bantuan sarana ibadah.

PT Perkebunan Nusantara XI bagian dari BUMN merupakan bagian dari masyarakat Indonesia, diharapkan memiliki kontribusi dalam membangun negeri tanpa kecuali. (Jo)

Read More

PTPN XI Bidik Produksi Gula 430 Ribu Ton

Post at Wednesday, 14 June 2017,

SURABAYA (14/06/2017) PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) menargetkan produksi gula tahun ini mencapai 430 ribu ton, atau naik 26% dibanding 2016 yang hanya 340 ribu ton. Kenaikan produksi tersebut dipicu oleh membaiknya produktivitas dan tingkat rendemen tanaman tebu perseroan.

Menurut Direktur Utama PTPN XI M Cholidi, produksi 430 ribu ton gula berasal dari pengolahan 5,5 juta ton tebu. Tahun lalu, PTPN XI hanya mampu mengolah 5,1 juta ton tebu dengan produksi gula 340 ribu ton.

"Musim giling masih berlangsung, kami proyeksikan tahun ini produksi gula PTPN XI mencapai 430 ribu ton seiring produktivitas yang semakin baik dan penambahan areal. Tahun lalu, produksi hanya 340 ribu ton karena musim tidak terlalu bagus," kata dia.

M Cholidi mengatakan hal tersebut usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PTPN XI dengan PT Pupuk Kujang di Jakarta, Senin (5/6). Penandatangan MoU tersebut dilakukan oleh M Cholidi dengan Presiden Direktur PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto, disaksikan Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (PTPN Holding) Dasuki Amsir. Saat ini, PTPN XI menaungi 15 pabrik gula (PG).

Perusahaan, ujar Cholidi, terus melakukan upaya revitalisasi guna menopang peningkatan rendemen melalui proses ekstraksi yang lebih baik. Meski, tingkat rendemen sebenarnya lebih ditentukan oleh tanaman itu sendiri.

"Penentu tingginya rendemen itu banyak faktor, utamanya tanaman itu sendiri. Kalau memang di dalam tebunya tidak banyak gula, mau sehebat apa pun pabrik gulanya, rendemen tetap. Kami sudah buktikan, pabrik sifatnya hanya untuk ekstraksi potensi yang ada. Tidak serta merta pabrik baru, langsung rendemennya melompat," jelas dia.

Faktor lain dalam mendongrak rendemen adalah musim. Musim mempengaruhi fotosintetis, syarat ideal adalah tanaman mendapat penyinaran yang panjang, minimal 10 jam. Lalu, suhu siang dan malam harus berbeda jauh. Persyaratan lainnya adalah nutrisi yang tepat, memilih waktu tebang yang tepat, dan pada saat puncak masak. "Pemberian pupuk yang tepat berdampak pada homogenitas tanaman dan homogenitas menjadi kunci pencapaian rendemen tinggi," kata Cholidi. (Sumber:disini)

Read More

Target Produksi Gula Dinaikkan, ini Strategi PTPN XI

Post at Wednesday, 14 June 2017,

SURABAYA (14/06/2017) Jelang musim giling tahun 2017, Pabrik Gula (PG) di bawah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI ditarget produksi gula sebanyak 432.327,7 ton. Jumlah itu meningkat lebih besar dari tahun 2016 lalu.

"Target produksi gula itu didapat dari tebu yang digiling sebanyak 5.490.006 ton. Untuk mencapainya, kami bersama-sama harus bisa mencapai rendemen tebu pada akhir giling yakni 8 persen melalui berbagai cara," jelas M Cholidi Direktur Utama PTPN XI, Senin (12/6/2017).Cholidi menjelaskan, sejumlah cara akan dilakukan untuk mengejar rendemen tinggi, yakni mengubah pola kerja petani terutama pada sistem tebang, muat dan angkut yang selama ini menjadi momok bagi hasil tebu petani yang seharusnya punya ciri Manis, Bersih dan Segar (MBS).

Musim giling di PTPN XI sudah dimulai sejak akhir Mei 2017. Dari catatan tahun 2016, PG milik perseroan telah menggiling tebu petani dan tebu dari lahan HGU sebanyak 5.106.563 ton, sehingga mampu menghasilkan produksi gula kristal putih (GKP) mencapai 319.912,1 ton.

Alhasil, produksi gula perseroan merupakan terbesar kedua di Jawa, karena telah terkontribusi 14,5 persen dari total produksi nasional.

Selain itu, strategi yang digunakan di tahun 2017, adalah perbaikan pabrik (off farm) secara kontinyu untuk menjamin mutu gula dan kelancaran giling serta persiapan proyek revitalisasi di PG Djatiroto dan PG Assembagoes.

"Kami juga punya empat program diisi on farm (kebun) yang diyakini dapat meningkatkan pendapatan petani. Antara lain, PTPB XI akan membantu mencarikan pendanaan yang cepat dan tepat bagi petani dengan menggunajan skema-skema seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat), Kredit Bank Jatim, melalui bank BUMN atas jaminan PTPN XI, maupun melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL), " jelas Cholidi.

Kedua, petugas PTPN XI menyediakan layanan mekanisasi untuk petani, dimana satu sinder akan menguasai satu traktor, termasuk alat-alat pemupuk dan alat pembuka lahan sehingga pekerjaan on farm lebih cepat dan efisien.

Ketiga, berkoordinasi atau kerjasama dengan perusahaan penyedia pupuk agar pemupukan tanaman tebu rakyat dan tebu sendiri bisa tepat waktu dan tidak terlambat sehingga pertumbuhan tebu dipastikan bisa seragam.

Keempat, PTPN XI secara langsung mengatur dan menyiapkan program pemantauan tebu yang siap atau matang untuk ditebang dan digiling. (Sumber:disini)

Read More

Sambut Giling 2017, PTPN XI optimistis Jatim jadi lumbung gula

Post at Wednesday, 14 June 2017,

SURABAYA (14/06/2017) Sejumlah Pabrik Gula (PG) di lingkungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mulai akhir Mei 2017 lalu telah memasuki musim giling tebu. Berbagai upaya telah dilakukan perseroan untuk mencapai target produksi dan menjadikan Jawa timur sebagai lumbung gula nasional.

PTPN XI mencatat, pada tahun 2016 perseroan telah menggiling tebu petani dan tebu lahan HGU sebanyak 5.106.563 ton tebu dan  menghasilkan produksi gula kristal putih (GKP) mencapai 319.913,1 ton gula. Alhasil, capaian produksi gula perseroan ini merupakan produksi terbesar kedua di Jawa, karena berkontrobusi 14,5 % terhadap total produksi gula nasional.

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI M Cholidi mengatakan tahun ini akan meningkatkan produksi gula menjadi 432.327,7 ton dari 5.490.006 ton tebu yang digiling.

“Untuk mencapai target tersebut, tentunya kita secara bersama-sama harus bisa mencapai rendemen tebu pada akhir giling yakni 8% melalui berbagai cara”, Kata M Cholidi saat Media Update Industri Gula dan Buka Bersama PTPN XI, Senin (12/6/2017).

M Cholidi menjelaskan, sejumlah cara akan dilakukan untuk mengejar rendemen tinggi. Diantaranya  yakni mengubah pola kerja petani terutama pada sistem tebang, muat dan angkut yang selama ini menjadi momok bagi hasil tebu petani yang seharusnya punya ciri MBS (Manis, Nersih dan Segar).

“Kami bersama dengan seluruh CEO Pabrik Gula di Jawa Timur sudah membuat kesepakatan. Mulai tahun ini semua PG hanya akan menerima tebu yang bersih dan berkualitas bagus untuk digiling di pabrik kami. Ini dilakukan agar petani tidak menebang tebu dengan asal-asalan, masih kotor dan ada yang tingkat kemasakannya belum tepat sudah ditebang”, katanya.

Selain itu strategi yang digunakan di tahun 2017 adalah perbaikan pabrik (off farm) secara kontinyu untuk menjamin mutu gula dan kelancaran giling serta persiapan proyek revitalisasi di PG Djatiroto dan PG Asembagus.

Rencana untuk mengaktifkan kembali PASA ( Pabrik Alkohol dan Spiritus) Djatiroto sebagai industri etahnol, saat ini telah dilakukan persiapan kelengkapan pengolahan dan proses ethanol mengingat lama non aktif. Pembuatan instalasi limbah dan menjajaki pangsa pasar juga tengah dilakukan hingga saat ini dan diharapkan akhir tahun ini sudah running. PASA Djatiroto mempunyai kapasitas 15 kiloliter per hari.

Adapun tehun ini PTPN XI memiliki 4 program di sisi on farm (kebun) yang diyakini dapat meningkatkan pendapatan petani.

Pertama, tahun ini PTPN XI akan membantu mencarikan pendanaan yang cepat  dan tepat bagi petani dengan menggunakan skema-skema seerti Kredir Usaha Rakyat (KUR), kredit di Bank Jatim, melalui bank BUMN atas jaminan PTPN XI, maupun melalui program Kementrian dan Bina Lingkungan (PKBL)

Kedua, petugas PTPN XI aka menyediakan layanan mekanisasi untuk petani, di masa satu sinder aan menguasau satu traktor, termasuk alat-alat pemupum dan alat membuka lahan sehingga pekerjaan on farm lebih cepat dan efisen.

Ketiga, PTPN XI berkoordinasi atau kerja sama dengan perusahaan penyedia pupuk agar pemupukan tanaman tebuh petani rakyat dan tebuhsendiri bisa tepat waktu dan tidak terlambat sehingga pertumbuhan tebu pun dipasyikan bisa seragam.

Keempat, PTPN XI akan secara langsung mengatur dan menyiapkan program pemantauan tebu yang siap atau matang untuk ditebang dan digiling. (Sumber : disini)

Read More

Punya Lahan 500 Ha, PTPN XI akan Kembangkan Edamame

Post at Wednesday, 14 June 2017,

SURABAYA (14/06/2017) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mulai tahun ini akan mengembangkan tanaman Edamame. Pengembangan budidaya tanaman tersebut bagian dari program diversifikasi yang tengah digencarkan perusahaan plat merah (badan usaha milik negara ) ini. "Kami punya lahan HGU (Hak Guna Usaha) sekitar 500 hektar. Nanti setelah dari panen tebu, akan ditanam Edamame," kata Direktur Utama PTPN XI M Cholidi kepada wartawan di sela acara buka bersama karyawan PTPN XI dan Anak Yatim Piatu di kantornya, Jalan Merak, Krembangan, Surabaya, Senin (12/6/2017).

Rencana produksi Edamame tersebut, akan dilakukan di kawasan Pabrik Gula Djatiroto, Lumajang. Kata Cholidi, tahun ini masih dilakukan pengkajian dan pembibitan Edamame.

"Setelah dilakukan pembibitan dan pengkajian, tahun depan baru kita lakukan penanaman," tuturnya. Alasan menanam Edamame karena potensi pasar ekspor yang menjanjikan seperti Jepang dan Taiwan. Pasalnya, di dua negara Asia tersebut, kebutuhan Edamame sangat tinggi.

"Di Taiwan kekurangan areal untuk memproduksi Edamame. Kita akan menjajaki potensi dari negara tersebut. Untuk itu, kami ingin memastikan komitmen yang tinggi dari mereka hingga proses administrasi antar negara," tuturnya.

Lahan untuk menanam Edamame sudah ada. Namun, pihaknya masih terus melakukan persiapan dan dukungan sarana prasarana seperti listri hingga cold storage.

"Yang dibutuhkan memang energi listrik yang cukup besar dan cold storage, untuk penyimpanan produk edamame frozen," jelasnya sambil mengembangan produk diversifikasi itu diyakini mampu menyumbang kinerja dan pendapatan perseroan.

PTPN XI juga menggandeng Pupuk Kujang dan MoU yang diteken pada 5 Juni 2017 lalu di Jakarta. Kerja sama tersebut meliputi di bidang penelitian dan pengembangan produk pupuk organik berbasis limbah tebu.

Kata Cholidi, produksi pupuk organik tersebut rencana dilakukan pabrik gula di Madiun dan satu pabrik gula di Probolinggo.

"Rencana ini juga menjadi program alih fungsi aset PG (pabrik gula) yang tidak efisien, dan menjadikan pabrik terintegrasi," tuturnya sambil mencontohkan pabrik terintegrasi seperti PG Djatiroto, Lumajang dan PG Assembagoes yang memproduksi pupuk organik limbah.

"Alih fungsi ini bukan berarti pabrik-pabrik ini beralih fungsi sepenuhnya menjadi pabrik pupuk, tetapi pengeringan blontong bisa menggunakan panas yang dihasilkan dari proses produksi gula," tandasnya.

Cholidi menambahkan, tahun ini perseroan menargetkan meningkatkan produksi gula menjadi 432.327,7 ton dari tebu yang digiling 5.490.006 ton. Target tahun 2017 ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang memproduksi gula kristal putih 319.913,1 ton dari tebu yang digiling 5.106.563 ton tebu dari petani dan lahan HGU.

"Untuk mencapai target tersebut, tentunya kita secara bersama-sama harus bisa mencapai rendemen tebu pada akhir giling yakni 8 persen," pungkas Cholidi.(Sumber: Disini)

Read More


Visitor Counter





Instagram

MAP LOKASI UNIT