Gedung PTPN XI diharapkan jadi obyek wisata

Post at Monday, 04 January 2016

SURABAYA (04/01/2016) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno ingin agar gedung PT Perkebunan Nusantaran (PTPN) XI bisa sekaligus difungsikan sebagai obyek wisata. Sebab, bangunan yang terletak di Jalan Merak Nomor 1 Surabaya itu, termasuk cagar budaya dan memiliki sejarah yang kuat.

"Harapan kami gedung ini juga bisa dimanfaatkan untuk wisata. Supaya masyarakat dan orang asing mau mampir dan melihat-lihat gedung bersejarah ini," kata Rini Soemarno saat berkunjung di Gedung PTPN XI.

Gedung yang dibangun pada 1911 dan selesai 1924 itu, dulunya merupakan kantor perdagangan Belanda. Arsiteknya adalah trio Belanda, Huiwit, Fermon dan Quifers yang cukup terkenal di jamannya. Mereka banyak membangun gedung-gedung bersejarah di Indonesia, termasuk yang sekarang jadi cagar budaya di Jakarta dan Bandung.

Kendati orang Belanda, dalam membangun gedung perdagangan yang kini jadi Kantor PTPN XI, mereka memasukkan unsur lokal Indonesia dan Timur Tengah. Turut diadopsi pula kekhasan bangunan tropis. Hal itu tampak dari mayoritas jendela yang terbuka dan dipayungi dengan sosoran penahan cipratan air hujan.

Gedung PTPN XI diresmikan pada 18 April 1925. Dahulu digunakan oleh HVA  (Handels Vereeniging Amsterdam). Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan sebagai Tobu Jawa Boetai (Markas Tentara Jepang). Selanjutnya saat masa transisi usai kemerdekaan, gedung digunakan sebagai Markas Komando Militer Djawa Timur, tempat perundingan kedua antara Brigjend Mallaby dan Dr Moestopo.

"Gedung ini merupakan satu gedung terbesar di Surabaya pada jamannya. Dimana pembangunannya menghabiskan 3.000 m3 beton dan masih tetap kokoh terpelihara sampai saat ini. Bahkan hampir seluruh ruangan masih difungsikan secara opptimal sebagai kantor pusat PTPN XI," urai Direktur Utama PTPN XI Dolly Parlagutan Pulungan.

Sementara dalam kunjungannya ke Gedung PTPN XI pada Selasa (22/12) lalu, Rini Soemarno mendapatkan "Penghargaan 100 Poesaka Soerabaia", yang diserahkan langsung oleh Ketua Sjarekat Pusaka Surabaya (SPS) Freddy H.Istanto. Kementrian BUMN dianggap turut berupaya melestarikan cagar budaya.

"Sebagai contoh di Kota Surabaya, banyak bangunan cagar budaya yang masih lestari adalah milik BUMN. Apakah itu BUMN perbangkan, diantaranya Bank Mandiri yang telah membangun museum di kawasan jembatan merah, hIngga di lingkungan PTPN. Ada gedung PTPN XI yang masih demikian lestari dan terawat," ucap Freddy H Istanto.

Menteri BUMN memiliki peran penting dalam plelestarian cagar budaya. Terlebih BUMN demikian luas cakupan asetnya di Tanah Air, yang diantaranya bangunan cagar budaya. "Pada 2008, PTPN XI yang merupakan bagian heritage dan masih lestari, sudah dapat penghargaan dari kami. Sekarng giliran Ibu Menteri (BUMN). Semoga ini jadi saling berbagi spirit untuk semakin menjaga cagar budaya di seantero negeri, terutama yang merupakan aset BUMN," pungkas Freddy H Istanto. (Jo/Sumber:Disini)