Jelang Diluncurkan Jokowi, Sosialisai Kartu Tani Makin Gencar

Post at Monday, 23 May 2016

SURABAYA (23/05/2016) Terobosan bersama dalam sinergi antara BUMN pergulaan dan BUMN bidang perbangkan makin nyata, diantaranya kartu tani yang akan diluncurkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Kami berharap dengan salah satunya kartu tani ini yang segera diluncurkan presiden ini, besar pengaruhnya dalam peningkatakan pendapatan petani, sehingga meningkatkan kuantitas dan kualitas pasokan tebu mereka ke pabrik gula yang pada akhirnya berdampak pada tercapai swasembada gula," demikian dirut Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Elia Massa Manik di Jember, Kamis (19/5/2016).

Dalam upaya mendorong antusisame kartu tani di kalangan petani tebu, secara khusus Elia membuka sarasehan digelar BRI, APTRI dan PTPN XI - PG Semboro dengan tema "Sosialisasi Kartu Tani Indonesia untuk Sinergi  Menuju Swasembada Gula Berdaya Saing" di Padepokan H.M. Arum Sabil, Tanggul, Jember. Ikut mendapingi Elia Massa Manik dalam rangkaian sarasehan dan kunjungan itu, dirut PTPN X Subiyono, dirut PTPN XII Irwan Basri, serta dirut PTPN XI Dolly Pulungan.  

Elia menegaskan, untuk mencapai swasembada gula, pabrik gula di lingkungan BUMN akan mendongkrak skala produksinya hingga dua kali lipat. "Kalau sekarang ini hanya produksi pabrik gula BUMN hanya 1,5 juta ton, dengan revitalisasi yang terus dijalankan maka produksi bisa mencapai 3 juta ton gula," kata Elia.

Dengan target lonjakan produksi gula yang signifikan ini, diakui butuh dukungan peningkatan pasokan tebu petani. "Petani harus terus mempunyai keyakinan untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas jumlah tebunya," kata Elia.

Ditambahkan dirut PTPN XI Dolly P Pulungan, berbagai upaya dalam mencapai swasembada gula memang terus disiapkan. Selain dengan kartu tani, pihaknya bersama Asosiasi Petani Tebu rakyat atau APTRI juga ada program radikalisasi tanaman.

"Saya sudah bicara dengan petani dan Pak Arum Sabil soal radikalisasi produksi tebu di 40 ribu hektar dilingkungan PTPN XI, melalui pendekatan baru dalam pembiyaan dan termasuk adanya kartu tani ini. Sehingga haraoannya ada lonjakan produksi tebu, dari kisaran sekarang 76 ton per hektar menjadi 100 ton per hektar, karena tanah HGU PTPN XI sudah 120 ton/hektar," jelas Dolly Pulungan. 

1,2 Juta Petani Tebu Antusias 

Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia atau APTRI H.M Arum Sabil menjelaskan, terobosan kartu tani ini memang sangat menarik. "Ini sejalan dengan Nawacita Presiden Jokowi, karena selain ada upaya menyehatkan rakyatdengan kartu sehat, sekarang ada kartu tani untuk kesejahteraan petani yang notabene lebih separuh dari total penduduk Indonesia," tutur Arum Sabil.

Ke depan, dijelaskan Arum, kartu tani ini juga akan dikembangkan bukan hanya untuk petani tebu tapi petani berbagai komoditi, juga peternak dan nelayan. "Memang pilot project petani tebu, yang notabene ada sekitar 1,2 juta orang, yang hampir separuhnya ada di Jatim," ujar HM Arum Sabil yang juga wakil ketua bidang pemberdayaan petani di Himpunan Kerukuan Tani Indonesia atau HKTI Pusat.

Diakuinya, dengan adanya kartu tani, banyak kemudahan yang didapat. Bukan hanya dalam hal pengumpulan data, tapi juga pendanaan karena kartu tani tersebut akan berfungsi sebagai ATM. "Sehingga kita sampaikan ke petani, kalau mereka akan terdata, termasuk akan mendapatkan berbagai fasilitas lainnya. Dan diharapkan kartu tani ini tidak disalahgunakan karena batuan serta program pemerintah nantinya adalah basis datanya kartu tani," papar Arum Sabil. (Jo/Sumber:Disini)