"Do It With Heart and Keep Learning to Make Improvement and Innovation"
Post at Wednesday, 08 March 2017
SURABAYA (09/03/2017) Suasana riuh menghiasi ruang Audiotorium Magister Manajemen Agribisnis (MMA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pasalnya pada Jumat (03/03) Direktur Operasional PT Perkebunan Nusantara XI, Daniyanto, memberikan kuliah tamu di program studi magister ini.
Kuliah tamu yang dihadiri oleh mahasiswa, dosen dan manajemen MMA ini berlangsung selama 2,5 jam. Terlihat juga mahasiswa MMA angkatan 34 kelas PTPN yang berasal dari 3 PTPN yakni PTPN X, XI dan XII.
"Apakah perusahaan agribisnis di Indonesia sudah kompetitif? Bagaimana jika dibandingkan dengan perusahaan agribisnis di negara lain?" menjadi pertanyaan pembuka dari Dr. Jamhari, S.P, M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian UGM dalam sambutannya.
Daya saing memang menjadi salah satu poin penting jika sebuah perusahaan ingin tetap mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis. Jika berbicara tentang daya saing dan eksistensi tentu juga akan berhubungan erat dengan strategi bisnis perusahaan tersebut.
Dalam paparannya yang berjudul “Improving Milling OperationTthrough Partnerships, and Investment” Daniyanto menjelaskan, bahwa saat ini, Industri gula nasional menghadapi kondisi yang penuh tantangan. Tantangan yang dihadapi oleh industri gula nasional adalah harga gula dunia yang lebih rendah, biaya pokok produksi yang meningkat, single product gula putih, produktifitas tebu yang belum sesuai, penurunan luas areal tanaman tebu, biaya SDM yang cenderung naik, anomali cuaca, dan tantangan untuk meningatkan kesejahteraan petani. Tantangan ini harus dihadapi industri gula untuk tetap tumbuh menjadi perusahaan gula yang tangguh penuh dengan innovasi dan kreatifitas bisnis.
PTPN XI sebagai salah satu perusahaan berbasis pabrik tebu terbesar di Jawa dengan 16 Pabrik gula dan total kapasitas 42.000 TCD menghadapi tantangan yang sama dengan perusahaan gula lainnya di Indonesia. Langkah inovasi bisnis, investasi dan partnership telah membukukan laba usaha cukup signifikan jika dibanding tahun 2014. Pada tahun 2016, PTPN XI juga masih mencatatkan laba positifnya.
“Langkah innovasi bisnis difokuskan pada pengelolaan keuangan yang tepat berbasis overall cost leaderships, strengthening partnership, dan integrated investment. Langkah integrated investment dilakukan untuk memberikan cost benefit yang member kontribusi langsung terhadap profitability industri gula dan menurunkan biaya pokok produksi dibawah Rp.6.500/kg.” jelas Daniyanto.
Konsep partnership yang dilakukan oleh PTPN XI merupakan bagian dari upaya sustain ability perusahaan dalam rangka community development untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar. Serta yang tidak kalah pentingnya adalah "Do it with heart and keep learning to make improvement and innovation", pungkasnya. (yns/jo)