Hingga Juli, Bulog Redam Harga Gula Lumajang dan Probolinggo

Post at Tuesday, 07 June 2016

SURABAYA (07/06/2016) Kepala Badan Urusan Logistik Sub Divisi Regional Probolinggo, Jawa Timur, Irsan Nasution mengatakan puluhan ton gula akan digelontorkan ke pasar di Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo dan Kabupaten Lumajang. "Operasi pasar gula rencananya digelar hingga 1 Juli 2016," kata Irsan di Lumajang, Kamis 2 Juni 2016.

Irsan menjelaskan operasi pasar gula ini setiap harinya menyasar dua pasar di tiga wilayah kabupaten dan kota itu. Apabila cara itu ternyata tidak efektif meredam harga gula yang melonjak atau tidak banyak pembeli, atas persetujuan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan gula Bulog dibawa ke permukiman lain. Untuk gula kuotanya sekotar 2.500 kilogram atau 2,5 ton setiap hari. Artinya dalam satu bulan sekitar 200 ton gula bakal digelontorkan ke tiga kabupaten dan kota itu.

Gula yang dipasok Bulog untuk operasi pasar ini dijual dengan harga Rp 17.500. Ternyata laku keras. Selain gula, operasi pasar juga digelar untuk komoditas beras. "Setiap titik 500 kilogram setiap hari," katanya.

Kendati demikian, Irsan mengakui operasi pasar tidak secara otomatis menyebabkan harga gula di pasaran langsung turun. "Mungkin modal beli pedagang, dengan harga yang masih tinggi sebelumnya," katanya.
 

Dia berharap harga di pasaran akan segera mengikuti harga gula yang dijual dalam operasi pasar. Berdasarkan pantauan Tempo di Lumajang, harga gula saat ini masih berkisar di harga Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu perkilogram.

Harga gula di Kabupaten Lumajang yang masih cukup tinggi ini dinilai ironis lantaran ada Pabrik Gula Jatiroto yang merupakan anak perusahaan PTPN XI. Sementara itu, General Manajer Pabrik Gula Jatiroto mengatakan lonjakan harga gula pasir yang mencapai Rp 15 ribu perkilogram saat ini diyakini karena keberadaan stok gula di pasaran yang menipis.

Selain karena stok di pasaran yang sudah mulai menipis lantaran banyak pabrik gula yang belum buka giling, Setyo mengatakan ada juga pengaruh dari penurunan produksi di tingkat internasional. Selain itu, "Bisa jadi karena sentimen menjelang puasa ramadhan serta lebaran," katanya. (Jo/Sumber:Disini)