Langkah konkrit Menteri BUMN Untuk Kebangkitan Industri Gula Nasional
Post at Tuesday, 19 April 2016
SURABAYA (19/04/2016) Senin (18/04) lalu Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan sebuah tindakan konkrit terhadap kepastian Industri Gula Nasional dengan menggelar pertemuan yg melibatkan semua pihak pemangku kepentingan (stakeholder) industri gula yakni para petani tebu, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), Perum Bulog, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Direksi Bank BUMN, Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Ikatan Ahli Gula, hingga serikat pekerja pabrik gula.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk mensinergikan antar BUMN dan lembaga Pemerintah lainnya guna membangkitkan industri gula nasional kedepan. Tindakan konkrit Menteri BUMN ini menuai tanggapan positif terhadap investasi dan optimisme kemajuan Industri Gula Nasional.
Dedy Mawardi selaku Komisaris PTPN XI menyambut positif kebijakan itu, "Sikap Ibu Menteri adalah terjemahan konkrit atas program Nawa Cita Presiden Jokowi di industri gula nasional. Negara hadir di industri gula nasional yang berbasis tebu. Keputusan ini semakin memberi optimisme kami di PTPN XI dan hal ini akan mendapat dukungan publik, khususnya para petani tebu". Dedy memaparkan kebutuhan gula nasional ada 2.205 Juta ton dengan segmentasi, 245 juta ton gula kristal putih dan 735 gula rafinasi industri gula untuk industri kecil, sebagian sisanya digunakan untuk konsumen harian masyarakat. Dan pola sinergisitas antar BUMN adalah kunci atas akselerasi Industri Gula Nasional.
Lebih lanjut Dedy menerangkan situasi Pabrik Gula di Indonesia, "Pabrik kita kan warisan jaman Belanda, mesinnya sudah tua, jadi tidak lagi optimal dalam proses produksi. PTPN XI sudah membeli beberapa mesin baru untuk mengejar optimalisasi baik secara kualitatif (rendemen) dan kuantitatif". "Kami berharap langkah Menteri BUMN ini dapat didukung penuh oleh Presiden Jokowi dengan menerbitkan kebijakan yang berpihak pada Industri Gula Nasional demi mewujudkan swasembada gula di tahun 2019. Dengan langkah konkrit Menteri BUMN ini maka secara perlahan pemerintah tak perlu lagi buka kran Impor gula untuk memenuhi kebutuhan gula secara nasional" tutup Dedy Mawardi. (Jo/Yns)