Perlu Komitmen Jaga Lahan Pertanian dan Perkebunan

Post at Monday, 18 December 2017

SURABAYA - "Hingga akhir tahun tingkat inflasi Jawa Timur diperiksa terkendali direntang 3,8 - 4,0%, terutama disebabkan oleh meredanya tekanan inflasi volatile food dan stabil nya inflasi inti" ungkap Difi Ahmad Johansyah Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017 dan Outlook Perekonomian Tahun 2018 yang bertajuk Memperkuat Momentum Perekonomian Jawa Timur yang digelar Kamis (13/12) lalu di Surabaya. 
Sedangkan Soekarwo Gubernur Jawa Timur dalam sambutannya menyebut ada tiga sektor dominan di Jawa Timur yakni industri 28,79%, perdagangan 18,25%, pertanian 13,55%. Sedangkan sektor lainnya sebesar 39,41% . Pertumbuhan Sektor Pertanian melambat 1,65% pada tahun 2017 bila di banding tahun sebelumnya. 
Menyikapi hal ini Agus Priambodo Corporate Secretary PT Perkebunan Nusantara XI yang turut hadir dalam acara tersebut berharap kedepan ada kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pemda terkait. "Pemprov dan pemkab harus mempunyai komitmen kuat untuk meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian, diantaranya regulasi tata ruang untuk menjaga keberadaan lahan pertanian" terangnya. 
Lebih lanjut pihaknya menyoroti menurunnya lahan pertanian karena beralih fungsi. "Banyak daerah giat melakukan pembangunan, tetapi kami berharap lahan pertanian yang sudah ada jangan dikurangi dengan alasan pengembangan perumahan bahkan industri" harapnya lebih lanjut. 
Dengan adanya regulasi penataan lahan pertanian dan komitmen bersama yang kuat, jaminan keberadaan lahan pertanian dan perkebunan serta upaya para pelaku agribisnis dan agroindustri serta petani untuk meningkatkan produktivitas maka potensi pertumbuhan sektor pertanian besar terwujud dan mendukung keberadaan Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional, terutama gula. 
Acara tersebut diikuti oleh pemerintah provinsi dan pemerintah daerah, serta para pelaku ekonomi dan bisnis Jawa Timur.(Jo/Yns)