PTPN XI lakukan efisiensi total
Post at Thursday, 19 May 2016
SURABAYA (19/05/2016) Mempertahankan pendapatan tahun 2015, manajemen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI akan melakukan efisiensi total di sektor on farm maupun off farm. Di sektor on farm salah satunya dilakukan dalam bentuk intensifikasi tanaman, sementara di sektor off farm diantaranya dengan menekan biaya produksi dari kisaran Rp. 7500 – Rp. 7.800/kg menjadi Rp. 7.000/kg.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Utama PTPN XI Dolly Parlagutan Pulungan kepada Media Center APTRI akhir pekan kemarin di Surabaya. “Langkah efisiensi total ini harus kami lakukan sebagai antisipasi terhadap penurunan protase tebu sendiri (TS) sebagai dampak anomali cuaca pada musim tanam 2015/2016,” katanya.
Dolly mengatakan, akibat dampak anomali cuaca yang terjadi selama musim tanam 2015/2016, protase tebu (TS) diperkirakan akan turun hingga 20 persen dari protase tahun sebelumnya. “Artinya, kita akan kehilangan pasokan sekitar 40.000 ton tebu pada musim giling tahun ini. Jika dirupakan dalam bentuk gula, tingkat kehilangan tersebut mencapai 15.000 ton,” kata Dolly.
Dengan kata lain, jika pada tahun 2015 PTPN XI mampu menghasilkan sebanyak 205.000 ton gula yang dihasilkan dari tebu sendiri (TS), maka pada musim giling 2016 ini hanya akan menghasilkan gula sendiri sebanyak 190.000 ton. Penurunan produksi tersebut jika tidak diantisipasi akan berdampak pada penurutan pendapatan PTPN XI di musim giling 2016.
“Ini tidak boleh terjadi. Karenanya kami harus melakukan berbagai cara untuk mempertahankan tingkat pendapatan perusahaan, semisal dengan upaya intensifikasi tanaman, melakukan efisiensi dan menekan biaya pokok produksi,” tegasnya.
Dolly yakin dengan berbagai upaya tersebut PTPN XI mampu mempertahankan pendapatan (sebelum pajak) sekitar Rp 264 miliar, dan keuntungan bersih sekitar Rp 164 miliar. Optimisme Dolly juga dipicu dengan harapan dan tren harga gula yang diperkirakan akan naik sepanjang tahun 2016 ini.
Sebagai catatan, pada 2015 lalu BUMN pergulaan terbesar ini mampu mengantongi keuntungan kotor (sebelum pajak) dari penjualan sebanyak 205.000 ton gula dan produk turunan lainnya serta usaha lainnya sebesar Rp 264 miliar. Atau keuntungan bersih sebesar Rp 186 miliar.(Jo/Sumber:Disini)