PTPN XI Nilai Raw Sugar Bantu Revitalisasi Pabrik

Post at Friday, 24 June 2016

SURABAYA (24/06/2016) BUMN gula, PT Perkebunan Nusantara (PTPN XI) mengungkapkan impor raw sugar atau gula mentah memang cukup mendesak dilakukan guna memenuhi kapasitas menganggur (idle capacity) akibat kurangnya bahan baku tebu.
 
Direktur SDM dan Pemasaran PTPN XI, M Cholidi mengatakan untuk menggenjot produksi bahan baku tebu tersebut diperlukan cara untuk merangsang para petani agar mau menanam tebu berkualitas. Seperti merevitalisasi pabrik gula dan memberikan jaminan rendemen 8,5% bagi petani. Hanya saja, pemberian jaminan membayar hasil gula petani sesuai rendemen memang cukup berat bagi perseroan.
 
"Maka itulah, kalau kita berpikir normal dan sederhana, yang lebih tepat disuruh mengimpor adalah PTPN karena ada manfaatnya. Pada raw sugar diolah PG kita menjadi gula akan ada margin dan margin itu bisa dipakai untuk mendorong revitalisasi pabrik dan ujungnya tebu petani yang diolah akan menghasilkan gula yang baik," jelasnya, kemarin.
 
Diakuinya rencana impor raw sugar oleh BUMN ini terdapat polemik, ada pro dan kontra, ada yang mendukung dan ada yang menolak. Namun begitu, diharapkan semua pihak dapat mengerti maksud dan tujuan impor raw sugar dengan kuota 318.000 ton itu. 
 
"Antara petani dan pabrik gula adalah mitra maka apapun yang mendukung hal yang lebih baik untuk kedua pihak harusnya didukung. Berbeda bila impor diserahkan kepada swasta, siapa yang mendapat marginnya," ujarnya.
 
Diketahui, tahun ini pemerintah memberikan izin impor gula mentah 318.000 ton melalui BUMN gula. Langkah tersebut dilakukan mengingat kebutuhan gula nasional saat ini mencapai 3 juta ton dengan asumsi konsumsi 12 kg/kapita/tahun. Kondisi pabrik gula hanya mampu memproduksi 2,5 juta ton, sehingga masih ada kekurangan 500.000 ton. (Jo/Sumber:disini)