Sinergi BUMN & Petani Tebu Jember Menjadi Percontohan Nasional
Post at Friday, 17 November 2017
SURABAYA (17/11/2017) Ketua Umum Dewan Pembina DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia atau Aptri HM Arum Sabil mengatakan sinergi perbankan dan produsen pupuk di bawah naungan BUMN dengan petani tebu yang dilakukan di Kabupaten Jember akan menjadi percontohan nasional.
"Alhamdulillah Menteri BUMN Ibu Rini Soemarno menyambut baik sinergi BUMN dengan petani untuk pencanangan peningkatan produktivitas tanaman tebu yang diawali di Jember, sehingga nantinya pola tersebut akan diterapkan di seluruh Indonesia," kata Arum Sabil di Jember, Kamis (16/11/2017).
Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan kunjungan kerja dalam rangka pencanangan peningkatan produktivitas tanaman tebu dengan tema ‘Sinergi BUMN Untuk Mewujudkan Swasembada Gula yang Berdaya Saing’ di Kabupaten Jember, Rabu (15/11).
"Dengan melakukan sinergi BUMN dengan petani diharapkan para petani tebu yang memiliki luas lahan lebih dari 2 hektare tidak lagi kesulitan mendapatkan modal karena terdapat kredit komersial tanpa jaminan dengan sistem avalis dan pupuk nonsubsidi mudah didapatkan dengan dibentuk distributor pupuk nonsubsidi di Jatim," tuturnya.
Ia menjelaskan persoalan pupuk dan modal usaha petani tebu yang tidak tepat waktu dan jumlahnya dapat berdampak pada penurunan produktivitas tanaman tebu secara drastis, sehingga hal tersebut dapat mengancam terwujudnya swasembada gula secara nasional.
"Kami targetkan produktivitas tanaman tebu yang ditanam perdana oleh Ibu Rini di depan Bandara Notohadinegoro itu bisa mencapai 150 ton per hektare, sehingga tahun depan produksi gula di Indonesia bisa meningkat," katanya.
Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno mengapresiasi pencanangan peningkatan produktivitas tanaman tebu yang diinisiasi petani dengan pihak perbankan dan produsen pupuk di bawah naungan BUMN di Kabupaten Jember.
"Di sini malah sudah dimulai adanya kredit komersial untuk petani tebu dan sudah ditunjuk distributor baru untuk penyaluran pupuk nonsubsidi, sehingga sinergi tersebut akan diterapkan dan menjadi percontohan bagi daerah lain untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu," tuturnya.
Pemerintah telah menetapkan tahun 2019 sebagai tahun swasembada gula konsumsi dimana produksi gula kristal putih (GKP) atau gula konsumsi lokal ditargetkan sebesar 3,3 juta ton pada 2019 atau naik jika dibandingkan target 2018 sebesar 2,8 juta ton dan prognosa tahun 2017 sebesar 2,5 juta ton.
Untuk mendorong tercapainya swasembada gula konsumsi, pemerintah terus mendorong peningkatan produktivitas tebu yang dapat dilakukan dengan berbagai upaya antara lain pemantapan areal, rehabilitasi tanaman, penyediaan agro input berupa pupuk dan benih unggul, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan produktivitas lahan melalui penerapan standar teknis budi daya dan manajemen Tebang Muat dan Angkut (TMA), antisipasi perubahan iklim dan penetapan harga.
Lahan perkebunan tebu di Jatim saat ini tercatat seluas 203.566 ha, terdiri dari perkebunan tebu rakyat 184.211 ha, perkebunan negara 18.950 ha dan perkebunan swasta 656 ha. Perkebunan tebu di Jatim merupakan yang terluas di Indonesia atau tercatat sebesar 44% dari total perkebunan tebu nasional.(Jo/Sumber : disini)