Waspada Dampak El Nino, Semua Harus Maksimal

Post at Tuesday, 16 February 2016

SURABAYA (16/02/2016) Tarik menarik pengaruh antara El Nino dan monsum Asia berdampak pada curah hujan di Indonesia bagian selatan khatulistiwa terdistribusi lebih panjang dari normalnya. Imbasnya, awal musim kemarau diprediksi akan mengalami kemunduran. Sebagaimana pernyataan Kepala Pusat Iklim, Agroklimat, dan Iklim Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nurhayati yang dikutip dari Harian Kompas Selasa (16/02). Nurhayati menyatakan bahwa awal musim kemarau diprediksikan mundur dua-tiga dasarian (20-30 hari) bagi sebagian besar wilayah Indonesia. 

Kondisi tersebut tentunya memberikan pengaruh pada sektor perkebunan, termasuk pada komoditas tebu. Pasalnya, lebih panjangnya musim hujan dibandingkan pada kondisi normal dan adanya potensi kemarau basah mengancam mundurnya masa panen dan penurunan produktivitas tebu.

Menghadapi fenomena tersebut, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XI Dolly P. Pulungan telah mengantisipasi dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. “ Terkait dengan adanya kemungkinan mundurnya musim kemarau tahun ini, kami memaksimalkan semua sumber daya untuk mengatur bahan baku tebu baik milik PTPN XI maupun tebu milik rakyat, sehingga tidak mengganggu kegiatan giling “ jelasnya. Pihaknya juga menyiapkan seluruh jajarannya untuk menghadapi gejala alam tersebut, hal ini nampak dari kunjungan kerja direksi ke unit usaha untuk mensupervisi kegiatan produksi.  (Yns)