SEKILAS TENTANG PG SOEDHONO
Pabrik Gula Soedhono yang berlokasi di Desa Tepas, Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur didirikan pada tahun 1888 oleh perusahaan Verenigde Vorsendsche Cultural Maatschaapy ( VVCM ). Pada tanggal 10 Desember 1957 Direksi sebagai pimpinan tertinggi Perusahaan Negara (PN) yang berpusat di Jakarta melakukan perubahan struktur organisasi perkebunan dari sentralisasi menjadi desentralisasi dan status PG. Soedhono menjadi Perusahaan Perkebunan Negara ( PPN ). Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah ( PP ) nomor 1 / 1962 dan nomor 2 / 1962 tentang Perusahaan Negara ( PN ) maka PG. Soedhono berubah dari Perusahaan Perkebunan Negara ( PPN ) menjadi Perusahaan Negara Perkebunan ( PNP ).
Tanggal 2 Mei 1981 berdasar Peraturan Pemerintah RI nomor 6 tahun 1972 ( Lembaran Negara RI nomor 7 tahun 1972 ) yang menetapkan pengalihan bentuk Perusahaan Negara Perkebunan XX menjadi Persero, sehingga terjadi perubahan status dari Perusahaan Negara menjadi Persero PTP XX ( Perseroan Terbatas Perkebunan ). Berdasarkan SK Pengesahan dari Menteri Kehakiman RI nomor C2-7749-HT-01-01 tahun 1983, telah disahkan berdirinya PTP XX menjadi badan hukum untuk waktu 75 tahun terhitung sejak tanggal 3 Desember 1983.
Dalam surat edaran nomor XX-SURED / 96.001, dengan berdasar pada Peraturan Pemerintah nomor 16 / 1996 tanggal 14 Februari 1996 maka PTP XX dan PTP XXIV-XXV ( Persero ) telah dibubarkan dan tanggal 11 Maret 1996 dibentuk perusahaan baru dengan nama PTP.Nusantara XI ( Persero ) dengan alamat di jalan Merak no 1 Surabaya.
Pada tahun 2011, PG Soedhono merencanakan menggiling tebu sebanyak 315.163,6 ton (tebu sendiri 105.259,1 ton dan tebu rakyat 209,904,5 ton) yang diperoleh dari areal seluas 4.140,8 ha (TS 1.300,2 ha dan TR 2.840,6 ha). Gula dihasilkan diproyeksikan mencapai 22,337,0 ton (milik PG 12.882,3 ton dan milik petani 9.454,7 ton) dan tetes 14.182,3 ton. Selain Kabupaten Ngawi, areal pengusahaan tebu PG Soedhono juga berasal dari Kabupaten Bojonegoro. Kapasitas PG 2.700,0 tth (tidak termasuk jam berhenti) atau 2.347,8 tth sudah termasuk jam berhenti.
PG Soedhono beberapa kali mengalami peningkatan kapasitas sejalan meningkatnya ketersediaan tebu. Sadar akan pentingnya tebu rakyat dalam pemenuhan kebutuhan bakan baku dan pengembangan PG lebih lanjut, pelayanan prima kepada petani teru diupayakan dengan sebaik-baiknya. Secara periodik, PG menyelenggarakan Forum Temu Kemitraan (FTK) guna membahas berbagai persoalan yang dihadapi petani, baik di luar maupun dalam masa giling.
Dalam upaya peningkatan produktivitas, PG Soedhono antara lain melakukan optimalisasi masa tanaman, penataan varietas menuju komposisi ideal (proporsi antara masak awal, tengah dan akhir berbanding 30-40-30%), penyediaan agroinputs secara tepat, intensifikasi budidaya, dan perbaikan manajemen tebang angkut. Sedangkan untuk percepatan alih teknologi, PG Soedhono aktif menyelenggarakan kebun percobaan. Melalui kebun semacam ini, petani diharapkan dapat belajar lebih banyak tentang pengelolaan kebun melalui best agricultural practices.